KESISWAAN SIT FAJAR HIDAYAH - KOTA WISATA


counter

Minggu, 23 Juli 2017

QOLBUN SALIM
( Ust. Sudrajat )

Semoga Allah yang Maha Menyaksikan, Maha Menatap, Maha Mengetahui segala-galanya menggolongkan kita semua menjadi orang yang memiliki Qolbun Salim, Hati yang bersih, hati yang selamat, karena ternyata orang yang kelak masuk surga dan bertemu dengan Allah SWT, tidak identik dengan orang yang punya ilmunya saja, tidak identik dengan orang yang punya ibadahnya saja, “Tidak”, karena orang yang akan berjumpa dengan Allah SWT adalah orang yang berilmu, beramal, dan berbuah Qolbun Salim,
Allah berfirman, “ Ingatlah suatu hari , yang tidak bermanfaat, harta dan anak-anakmu kecuali orang yang berjumpa dengan Allah dengan membawa Qolbu Salim”.
Banyak ilmu menjadikanya sombong, ujub, takabur, maka dia tidak akan selamat, bukan karena ilmunya, tetapi karena kotor hatinya, orang yang banyak ibadah, merasa lebih suci, lebih mulia, sehingga busuk hatinya, dia tidak akan selamat, karena ibadah bagus cirinya berbuah Qolbun Salim.
Suatu hari, Nabi SAW, bersabda kepada para sahabatnya, “ Sebentar lagi penghuni surga akan masuk kedalam masjid”, semua mata sahabat tertuju ke pintu masjid dan membayangkan  sosok yang luar biasa (penghuni surga), tak lama kemudian masuk sosok laki-laki sederhana dengan wajah masih basah dengan bekas air wudhu sambil menenteng sepasang sandal jepit. Hal itu terjadi 3 kali berturut, sampai –sampai sahabat Abdullah bin Amr, berkeinginan untuk mengetahui seara langsung, apa gerangan keistimewan orang itu sehingga Nabi SAW, berulang –ulang menyebutnya sebagai “penghuni surga”.
Menginaplah Abdullah bin Amr di rumah si penghuni surga selama tiga hari, tapi ia tidak melihat keistimewaan orang itu. Tidak ada sholat malam, tidak ada puasa sunah, setiap hari. Ia beraktifitas seperti biasa, lalu apa gerangan keistimewaannya?, Abdullah bin Amr, kemudian memberanikan diri bertanya tentang hal itu, tetapi apa jawaban dari si penghuni surga ? “apa yang kamu lihat, itulah yang aku lakukan”, dengan perasaan kecewa Abdullah bin Amr pamit untuk pulang, namun si penghuni surga kemudian menahanya sambil berkata, “apa yang kamu lihat, itulah yang aku lakukan” “ditambah aku tidak pernah dengki kepada orang lain”
Subhanallah, bersih dari dengki amalnya diterima Allah, kita mendengki, hangus amal-amal kita, seperti api membakar kayu bakar. Oleh sebab itu, jangan merasa aman dengan banyaknya ibadah, kalau hati kita masih busuk dengan ujub, riya, takabur, dengki, maka akan habis pahala kita oleh keburukan hati kita sendiri.
Dalam hadits Shahih, bahwa orang yang akan dihisab pertama kali adalah mujahid, (orang yang berperang dijalan Allah sampai terbunuh di medan perang, luar biasa perjuangan dan pengorbananya, tetapi ketika di Yaumil hisab ia ditanya, apa yang kau lakukan  ?”, lalu ia menjawab, “ Ya Allah saya sudah berjuang di jalanMu sampai mati syahid, Allah yang Maha Mengetahui isi hati berfirman “Kazabta, dusta kamu, bohong kamu, engkau berjuang bukan karena Allah, tapi engkau berjuang karena ingin dianggap pahlawan, dan sebutan itu telah engkau raih, pejuang yang telah terbunuh itu tidak dapat apa-apa, diseret dalam keadaan tertelungkup dan dimasukkan kedalam neraka, Naudzubillah min Dzalik.
Golongan kedua adalah orang yang mempelajari agama dan mengamalkanya, belajar Al Qur’an dan membacanya, ketika dihisab, Allah menanyakan  “ apa yang kau lakukan ?, “saya belajar agama, saya mengaji, tapi Allah yang Maha Mengetahui isi hati, berfirman “Kazabta, dusta kamu, bohong kamu, kamu ingin di sebut ulama, kamu ingin di sebut qori,  dan sebutan itu telah engkau dapatkan, maka gagallah ia menjadi ahli surga.
Golongan ketiga adalah orang yang dermawan, yang merasa dirinya selalu bersedekah, tapi Allah yang Maha Mengetahui isi hati, berfirman “Kazabta, dusta kamu, bohong kamu, kamu bersedekah hanya ingin di sebut dermawan, dan sebutan itu telah engkau dapatkan, maka gagallah ia menjadi ahli surga, dan dimasukkan kedalam neraka.
Bukan karena amalnya, bukan karena ilmunya, bukan karena perjuanganya, bukan karena kebaikanya, tapi penyebabnya satu, HATINYA MENGHADAP MAKHLUK, tubuhnya seperti menghadap kepada Allah SWT, tapi hatinya berharap dari makhluk, berharap dinilai, berharap dipuji, berharap dikagumi, berharap di balas budi.
Ketika hati cenderung kepada makhluk, kepada manusia, maka riyalah amal-amalnya, hilanglah pahalanya, tidak mendapatkan apa-apa. Oleh sebab itu, kita yang ilmunya terbatas, kita yang amalnya masih sedikit jangan sampai busuk hati, kita tidak punya apapun di dunia ini selain kesengsaraan, Naudzubillah, diakhiratpun tidak mendapatkan apa-apa.
Oleh karena itulah, Idul fitri adalah hari benar-benar dengan tekad Qolbun Salim, dan ini prioritas utama dalam hidup ini, jangan melakukan apapun yang dapat menjadikan hati kita busuk, jangan mendengarkan sesuatu yang membuat hati kita kotor, jangan melihat apapun yang membuat hati kita keruh, dan jangan berfikir yang membuat hati kita nista, ketika berpakaian bagus, tak mau kita mengotorinya, apalagi di hari raya ini, maka prioritas Idul Fitri ini adalah jangan mengotori hati yang sudah kita bersihkan selama Ramadhan.
AllahuAkbar… Allahu Akbar…..Allahu Akbar….walillahilhamd.
Ada 3 nasihat dari malaikat Jibril AS, yang dapat membantu kita membuat dan menjaga agar selalu memiliki Qolbun Salim,
1.   Hiduplah sekehendakmu, tapi ingat sesungguhnya kamu pasti akan mati
Allah merahasiakan kematian dalam 3 hal :
a.    Allah merahasiakan waktu
Kita tidak akan tahu kapan kita mati, mungkin beberapa puluh tahun lagi, beberapa tahun lagi, atau mungkin nanti siang, ajal menjemput kita.
b.   Allah merahasiakan tempat
kita tidak tahu dimana tempat kematian itu, tapi kita pasti mendatangi tempat kematian tersebut.


c.    Kita tidak pernah tahu dengan cara apa kita akan mati
mungkin dengan sakit, mungkin dengan musibah, mungkin Allah cabut nyawa kita saat kita tidur, hanya Allah yang maha tahu. Allah merahasiakan semua itu agar kita selalu siap.
Jadi kita harus siap, dunia hanya mampir, ketika ajal menjemput, seketika itu harta sudah tidak lagi menjadi milik kita, seketika itu kendaraan, tabungan, rumah lewat begitu saja, seketika itu, segala di dunia ini bukan lagi menjadi titipan Allah bagi kita, sekejap saja, kendaraan bagus, tetap saja kita pulang dan diantar menggunakan keranda, rumah yang megah tetap kita pulang ke liang lahat.
Oleh karena itulah, kaum muslimin, siapakah orang yang dianggap paling cerdas dalam pandangan islam menurut Rasulullah SAW,, yaitu orang yang paling banyak ingat mati, dan paling siap mempersiapkan diri menghadapi kematian.
2.      Dan cintailah orang yang engkau kehendaki, tapi ingat, engkau pasti akan berpisah
Mencintai pasangan hidup jangan sampai menuhankanya, inta hanua inta, ala kadarnya kepada makhluk, kita pasti berpisah, anak,istri, suami tidak boleh menjadi Illah dihati kita, tidak boleh merasa sangat kehilangan suami, sangat takut kehilangan istri, kalau makhluk sudah mendominasi hati kita, dijamin kita tidak akan pernah tenang, tapi jika nama Allah sudah penuh dihati kita, insya Allah menintai makhluk jadi amal sholeh.
3.      Berbuatlah sekehendakmu, tapi ingat bahwa Allah akan membalas.
Apapun yang kita lakukan akan kembali Kediri kita sendiri, tidak ada yang membuat diri kita sengsara, dan elaks, di sebabkan karena perbuatan diri sendiri, kalau hidup kita resah , gelisah, pasti itu buah dari dosa yang kita lakukan. Kalau hidup kita nelangsa, itu tidak akan jauh dari keburukan kita sendiri.
Maka, …………..
·   Janganlah kita takut dihina oranglain, hal itu tidak berbahaya sama sekali, yang berbahaya adalah ketika kita menghina orang lain.
·   Jangan pernah takut orang lain curang kepada kita, tapi takutlah kalau kita berbuat curang kepada orang lain
·   Jangan takut orang lain dengki kepada kita, tapi takutlah kalau kita dengki kepada orang lain, , karena itulah yang menghancurkan amal-amal kita.
Oleh karena itu, memiliki Qolbun SAlim itu sederhana,
1.   Berfikir baik
2.   Berkata baik
3.   Dan berbuat baik semata mata karena Allah SWT



Wallahua’lam Bishsawab

MPLS TAHUN 2017