UPACARA MENATAP MATAHARI
Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta….
Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah.
Disanalah kami dibina dan di tempa
Oleh guru yang mulia…
Masuk sekolah…….. harus rapi
Sapa..salam dan berbudi
Tidak telat datang pagi..
Belajar karena Illahi
Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu..
Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu
Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu
Ku sayang padamu…
Kami rindu perhatianmu….
Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk
memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan
telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang
sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah
tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan
lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya
masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu
masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan
baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah
mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan
seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat
penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar
kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang
berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap
demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya
sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang
sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur
keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak
yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan
keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering
kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami
lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa
yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan
baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami
akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering
dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti
sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh
kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah.
Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam
lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang
memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan
asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih
sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan
oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya
bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan
perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang
memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya
tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun
anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka
dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan
diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang
dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau
mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada
sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan
curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin
tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat
shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami,
anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka
dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua.
Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman
secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan
keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut
ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang
memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan
di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang
tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi
mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan
pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar
biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi
pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat
membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap
tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai
ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam
yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah
lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang
menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya
peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur
pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah
selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau
berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat
baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat
zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan
nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa
pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya,
mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya
belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang
berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan
tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah,
orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan
besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah
dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah
merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas,
kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa
dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap
kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di
sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di
sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan
mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan
demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di
sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai
cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang
tuanya…amin
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off :
https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off :
https://goo.gl/efW8Ef