KESISWAAN SIT FAJAR HIDAYAH - KOTA WISATA


counter

Minggu, 04 Desember 2016

artikel fh



KEUNGGULAN FAJAR HIDAYAH


1.           Lokasi sekolah FH sangat aman, udara bersih dan segar, sangat baik untuk tempat belajar dengan ukuran kelas 8 m2 x 9 m2

2.           Akreditasi dari Diknas mendapat peringkat A (Amat Baik)

3.       Sekolah Islam Terpadu Fajar Hidayah menyelenggarakan program pendidikan berdasarkan kurikulum nasional (KTSP) yang diperkaya dengan system pendekatan Islami melalui pengintegrasian antara pendidikan agama dan pendidikan umum, antara sekolah, orang tua dan masyarakat yang disebut Fahmul Quran

4.           Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut diatas SIT. Fajar Hidayah menerapkan suatu sistim pendidikan terpadu (integrated) yang spesifik dan kurikulum berdiferensiasi dan program ekselerasi dengan penekanan utama pada pembentukan karakter murid (character building). Metode “Active Learning” diterapkan dalam penyampaian pendidikan yang terbukti efektif serta menghilangkan pressure pada murid dan menimbulkan inner motivation.

5.           Kurikulum tersebut dilaksanakan secara terpadu (integrated), mengupayakan korelasi antara keduanya melalui penjiwaan unsur Agama Islam kedalam seluruh mata pelajaran yang disebut Spiritualisasi Pendidikan, dengan menggunakan kurikulum berdiferensiasi untuk memenuhi keberbakatan, serta menggunakan metoda pendidikan modern yang ditunjang oleh tenaga pendidik berpengalaman dan berdedikasi tinggi yang berlatar belakang pendidikan didalam dan luar negeri.

6.           Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar utama, dilengkapi dengan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar kedua, serta peningkatan bahasa Arab dimana SIT Fajar Hidayah mendapatkan bantuan dari Kedutaan Mesir 2 (dua) orang Syech dari Cairo

7.           Kegiatan kulikuler dan ekstra kulikuler dikelola secara cermat dan terarah untuk mencapai efektivitas dan efisiensi belajar yang tinggi, dengan tetap memelihara kepekaan siswa-siswi terhadap fenomena sosial, budaya dan lingkungan, serta membekali dengan dasar kepemimpinan dan berorganisasi dengan jiwa disiplin yang tinggi.

8.           Jaringan dan out sources luas, misalnya dengan mengadakan kegiatan yang melibatkan Kedutaan Besar Negara -Negara yang ada di Jakarta dalam Kunjungan Edukatif dan Special Event.

9.           Mengantisipasi Global Warming sekolah sangat peduli dengan Program Penghijauan Green Lab dan Mini Zoo disamping laboratorium yang sudah ada.

10.       Penggunaan Barang Bekas sangat ditonjolkan untuk menggali kreatifias siswa-siswi  supaya lebih peduli pada lingkungan.

11.       Catering adalah fasilitas sekolah untuk melatih kebersamaan pada waktu makan siang serta mesyukuri nikmat Allah dengan menu yang ada di sekolah.

12.       Fajar Hidayah memberikan bea siswa kepada anak karyawan, anak yatim dan anak korban tsunami yang sudah mempunyai sarana belajar lengkap sumbangan dari SIF di Blang Bintang, Aceh Besar.

13.       Tenaga Pendidik atau guru ditraining oleh PTC Learning School, lembaga yang berpusat di Singapura untuk meningkatkan kopetensi guru dan profesialisme.

ManasikHaji,19 September 2016













Jumat, 18 November 2016

Long March....long march

adalah jalan jauh
yang harus kita tempuh dengan semangat satria
naik gunung... turun gunung ..
taka akan merasa lelah..
kaki lecet
sepatu diseret..
kerongkongan haus dahaga...
siap untukbergerak

bangun pagi-pagi .. menuju fajar hidayah...
untuk mengikuti kegiatan yang berharga
disanalah kami dibina dan di tempa...
oleh pembina perkasa......
mau makan jalan jongkok...
sudah makan lompat kodok...
dilatih , dibina dan di bentak - bentak
wahai seniorku betapa kejam .. dirimu
wahai pemanduku betapa tajam matamu..
dengar keluhanku..
apakah kau tak tahu..
ku sayang ..padamu...
ku cinta padamu..

perjalanan ke puncak gunung, istirahat ...sambil ngemut gula jawa



Kamis, 17 November 2016

UPACARA MENATAP MATAHARI 
 Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
NILAI-NILAI KEdisiplinAn
Di setiap lembaga pendidikan formal atau non formal mempunyai aturan-aturan yang sudah ditetapkan untuk dijalankan oleh seluruh pihak di dalam PBM, aturan tersebut menjadi acuan dan pedoman dalam melaksanakan aktifitas   kegiatan  pembelajaran, tentunya peraturan yang di buat harus ditaati oleh segenap pihak terkait mulai dari pimpinan, guru, karyawan sampai kepada murid sebagai peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan. 
Jika membicarakan tentang peraturan ,  ada satu kata penting yaitu kedisiplinan, mau tidak mau, suka ataupun tidak sebagai seorang peserta didik, haruslah mentaati aturan dan tata tertib di sekolah didasari oleh kedisiplinan yang baik agar kegiatan pembelajaran berjalan lancar  sesuai dengan  tujuan pendidikan serta visi dan misi lembaga pendidikan tersebut.
Kehadiran siswa sebelum bel sekolah berbunyi merupakan salah satu indikator keberhasilan, Penegakkan kedisiplinan  di lembaga pendidikan, siswa yang hadir terlambat perlu dilakukan penanganan yang serius,
tidak memberi tekanan fisik yang berlebihan tetapi harus  memberi efek jera kepada siswa agar berjanji untuk datang lebih awal sesuai dengan nilai-nilai edukasi yang islami.
Penindakan siswa yang hadir terlambat di SIT Fajar Hidayah menjadi pembelajaran awal kedisiplinan, pertama :   siswa dibariskan dekat pintu gerbang, periksa  kerapihan pakaian, rambut, kuku dan atribut lainya, nilai yang diajarkan kepatuhan dan kepedulian serta perhatian,  kemudian mereka di kumpulkan di aula, di data nama dan kelas, beberapa siswa yang di tunjuk memimpin murajaah, membaca & menghafal Al-Qur’an, sholat dhuha bersama, nilai yang diajarkan ketakwaan keberanian dan percaya diri, bagi siswa yang sering terlambat lebih dari tiga kali, mereka lakukan membantu kegiatan pembelajaran di TQ menyiram tanaman, membantu catering, setelah selesai mereka mengumpulkan sampah untuk  kebersihan lingkungan sekolah.
Sekolah Islam Terpadu  Fajar Hidayah berusaha menanamkan kepada peserta didik karakter serta nilai-nilai yang kuat. Dari semua penindakan siswa  yang terlambat, rasanya mengarah kepada pembelajaran karakter yang sangat penting bagi semua khususnya untuk kepentingan perkembangan pola fikir dan pemahaman tentang arti kedisiplinan tersebut,  
    Kedisiplinan yang diajarkan tetap bersikap tegas dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai edukasi yang islami, diharapkan dengan penerapan kedisiplinan tersebut, siswa akan lebih terpacu untuk dating lebih awal, dan progress yang terjadi di lapangan setiap hari semakin sedikit siswa yang dating terlambat, itupun biasanya keterlambatan mereka di sebabkan karena kesiangan dan macet, alasan klasik yang sering di utarakan.
Salah satu pembelajaran kedisiplinan kepada peserta didik adalah pada saat pelaksanaan kegiatan manasik haji, terlihat kesabaran dari tiap –tiap kloter atau kelas menunggu giliran dan berusaha sabar menjalankan serangkaian kegiatan ibadah haji, dengan jumlah kloter 69
 Pembelajaran kedisiplinan lain bagi peserta didik dilakukan  pada saat kegiatan sholat zuhur dan ashar yang dlaksanakan di masjid, dan aula sekolah, sebelum pelaksanaan mereka diminta untuk duduk tenang melakukan sholat sunah dan berzikir, selesai sholat, kultum disampaikan oleh siswa, nilai-nilai yang ditanamkan adalah ketaatan, ketakwaan, dan percaya diri.
Kegiatan Upacara menjadi ukuran kedisiplinan dalam sebuah pembelajaran kedisiplinan di  SIT Fajar Hidayah , dengan barisan rapi tegap dan berwibawa  akan terlihat perbedaan setiap siswa tentang pemahaman kedisiplinan yang di maksud, siswa yang memiliki disiplin yang tinggi akan segera menyiapkan dirinya dalam sebuah barisan, mengikuti kegiatan upacara dengan khitmat dan tegap, pertandingan olahraga memberikan pelajaran tentang kedisiplinan. Harapan menjadi juara perlu di dukung oleh kedisiplinan latihan yang lebih baik
UPACARA MENATAP MATAHARI 
 Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef