Berbuat untuk siswa, Bertanggung jawab pada pimpinan, Jujur dan amanah pada diri sendiri, Ikhlas Karena Allah SWT..
Rabu, 30 November 2016
Minggu, 20 November 2016
Jumat, 18 November 2016
Long March....long march
adalah jalan jauh
yang harus kita tempuh dengan semangat satria
naik gunung... turun gunung ..
taka akan merasa lelah..
kaki lecet
sepatu diseret..
kerongkongan haus dahaga...
siap untukbergerak
bangun pagi-pagi .. menuju fajar hidayah...
untuk mengikuti kegiatan yang berharga
disanalah kami dibina dan di tempa...
oleh pembina perkasa......
mau makan jalan jongkok...
sudah makan lompat kodok...
dilatih , dibina dan di bentak - bentak
wahai seniorku betapa kejam .. dirimu
wahai pemanduku betapa tajam matamu..
dengar keluhanku..
apakah kau tak tahu..
ku sayang ..padamu...
ku cinta padamu..
yang harus kita tempuh dengan semangat satria
naik gunung... turun gunung ..
taka akan merasa lelah..
kaki lecet
sepatu diseret..
kerongkongan haus dahaga...
siap untukbergerak
bangun pagi-pagi .. menuju fajar hidayah...
untuk mengikuti kegiatan yang berharga
disanalah kami dibina dan di tempa...
oleh pembina perkasa......
mau makan jalan jongkok...
sudah makan lompat kodok...
dilatih , dibina dan di bentak - bentak
wahai seniorku betapa kejam .. dirimu
wahai pemanduku betapa tajam matamu..
dengar keluhanku..
apakah kau tak tahu..
ku sayang ..padamu...
ku cinta padamu..
Kamis, 17 November 2016
UPACARA MENATAP MATAHARI
Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
NILAI-NILAI KEdisiplinAn
Di setiap lembaga
pendidikan formal atau non formal mempunyai aturan-aturan yang sudah ditetapkan
untuk dijalankan oleh seluruh pihak di dalam PBM, aturan tersebut menjadi
acuan dan pedoman dalam melaksanakan aktifitas kegiatan
pembelajaran, tentunya peraturan yang di buat harus ditaati oleh
segenap pihak terkait mulai dari pimpinan, guru, karyawan sampai kepada
murid sebagai peserta didik dalam sebuah lembaga pendidikan.
Jika membicarakan tentang peraturan , ada satu kata penting yaitu kedisiplinan,
mau tidak mau, suka ataupun tidak sebagai seorang peserta didik, haruslah
mentaati aturan dan tata tertib di sekolah didasari oleh kedisiplinan yang
baik agar kegiatan pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan tujuan pendidikan serta visi dan misi
lembaga pendidikan tersebut.
Kehadiran siswa sebelum bel sekolah berbunyi
merupakan salah satu indikator keberhasilan, Penegakkan kedisiplinan di lembaga pendidikan, siswa yang hadir
terlambat perlu dilakukan penanganan yang serius,
|
tidak memberi tekanan fisik yang
berlebihan tetapi harus memberi efek
jera kepada siswa agar berjanji untuk datang lebih awal sesuai dengan
nilai-nilai edukasi yang islami.
Penindakan siswa yang
hadir terlambat di SIT Fajar Hidayah menjadi pembelajaran awal kedisiplinan,
pertama : siswa dibariskan dekat pintu gerbang,
periksa kerapihan pakaian, rambut,
kuku dan atribut lainya, nilai yang diajarkan kepatuhan dan kepedulian
serta perhatian, kemudian mereka di
kumpulkan di aula, di data nama dan kelas, beberapa siswa yang di tunjuk
memimpin murajaah, membaca & menghafal Al-Qur’an, sholat dhuha bersama,
nilai yang diajarkan ketakwaan keberanian dan percaya diri, bagi siswa yang
sering terlambat lebih dari tiga kali, mereka lakukan membantu kegiatan
pembelajaran di TQ menyiram tanaman, membantu catering, setelah selesai
mereka mengumpulkan sampah untuk
kebersihan lingkungan sekolah.
|
Sekolah
Islam Terpadu Fajar Hidayah berusaha
menanamkan kepada peserta didik karakter serta nilai-nilai yang kuat. Dari
semua penindakan siswa yang
terlambat, rasanya mengarah kepada pembelajaran karakter yang sangat
penting bagi semua khususnya untuk kepentingan perkembangan pola fikir dan
pemahaman tentang arti kedisiplinan tersebut,
Kedisiplinan yang diajarkan tetap bersikap tegas dan tetap
menjunjung tinggi nilai-nilai edukasi yang islami, diharapkan dengan
penerapan kedisiplinan tersebut, siswa akan lebih terpacu untuk dating
lebih awal, dan progress yang terjadi di lapangan setiap hari semakin
sedikit siswa yang dating terlambat, itupun biasanya keterlambatan mereka
di sebabkan karena kesiangan dan macet, alasan klasik yang sering di
utarakan.
Salah satu pembelajaran
kedisiplinan kepada peserta didik adalah pada saat pelaksanaan kegiatan
manasik haji, terlihat kesabaran dari tiap –tiap kloter atau kelas menunggu
giliran dan berusaha sabar menjalankan serangkaian kegiatan ibadah haji,
dengan jumlah kloter 69
|
Pembelajaran kedisiplinan lain bagi
peserta didik dilakukan pada saat
kegiatan sholat zuhur dan ashar yang dlaksanakan di masjid, dan aula
sekolah, sebelum pelaksanaan mereka diminta untuk duduk tenang melakukan sholat
sunah dan berzikir, selesai sholat, kultum disampaikan oleh siswa,
nilai-nilai yang ditanamkan adalah ketaatan, ketakwaan, dan percaya diri.
Kegiatan Upacara menjadi ukuran
kedisiplinan dalam sebuah pembelajaran kedisiplinan di SIT Fajar Hidayah , dengan barisan rapi
tegap dan berwibawa akan terlihat
perbedaan setiap siswa tentang pemahaman kedisiplinan yang di maksud, siswa
yang memiliki disiplin yang tinggi akan segera menyiapkan dirinya dalam
sebuah barisan, mengikuti kegiatan upacara dengan khitmat dan tegap, pertandingan
olahraga memberikan pelajaran tentang kedisiplinan. Harapan menjadi juara
perlu di dukung oleh kedisiplinan latihan yang lebih baik
UPACARA MENATAP MATAHARI
Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP
MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti
kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang
mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat
datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji….
Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku
ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami
rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi
seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan
formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari
seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi
sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan
perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya
sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah
peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan
sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu,
dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani
rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan
karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan
memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka
ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab
mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan
kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi
ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji
untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan
tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari
orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan
pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya
bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti
pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu
lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar
ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu
alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam
menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat
berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun
di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi
dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar
yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan
menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi
kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan
yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang,
tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh
semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi
para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan
anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan
permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin
permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak
harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan
pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan
satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan
hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan
tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh
kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia
kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka,
aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan
dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah
beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan
merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar
dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam
berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi
sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan
pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah
menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak
didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah
dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan
membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber
hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran
yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam
materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami
dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi,
sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru
mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu
sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan
ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu
kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung
jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis
difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara
bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan
nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa
yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar
berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter
bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat
berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling
mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan
sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan
peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat
dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika
diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada
perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan
rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari
proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan
merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru
bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan
mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat,
jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari
yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang
dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system
pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta
didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi
kedua orang tuanya…amin
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan nama saya Taufik Hidayat K, saya alumni sekolah Fajar Hidayah. Saya lulusan SMP Fajar Hidayah tahun 2004 dan SMA Fajar Hidayah tahun 2008(angkatan pertama). Dan saya lulusan dari UNY(Universitas Negeri Yogyakarta) jurusan manajemen tahun 2012. Sekarang saya sedang magang di pertamina pusat.
Di sekolah ini banyak kenangan yang tak terlupakan, mulai dari ketemu teman-teman yang baik, guru-guru yang baik, pengertian, penuh kasih sayang yang tiada henti kepada muridnya, bisa menjadi solusi untuk muridnya kalau lagi kesusahan di sekolah, karyawan yang baik dan tidak pernah lelah, serta tidak lupa pendiri sekolah ini yaitu Pak Mirdas dan Bu Draga yang baik dan menganggap kita semua sebagai anaknya sendiri. Tanpa jasa-jasa beliau, mungkin kita tidak akan bisa seperti sekarang
Sekilas info saja, tahun 2007 tepatnya saya masih kelas 2 SMA saya sempat terpilih dan menjabat sebagai presiden family council untuk periode 1 tahun. Banyak suka duka selama saya menjabat sebagai presiden family, mulai dari membuat program sekolah, class meeting, family meeting, lomba-lomba antar sekolah, dll.
Say bersyukur karena berada di sekolah yang baik, menimba ilmu, menambah wawasan pengetahuan islam, bahasa arab, dan alquran, serta dididik untuk jujur dan disiplin.
Saya berharap ke depan nya sekolah Fajar Hidayah bisa lebih baik lagi, baik dari segi akademis, infrastruktur, slalu memberikan akhlak dan budi pekerti yang baik. Dan semoga kedepan nya tambah sukses. Amin ya robbal alamin.
Wassalamualaikum wr. wb.
(Taufik Hidayat K/Fiki) Presiden Family Council tahun 2007
Assalamualaikum Wr. Wb.
Perkenalkan nama saya Taufik Hidayat K, saya alumni sekolah Fajar Hidayah. Saya lulusan SMP Fajar Hidayah tahun 2004 dan SMA Fajar Hidayah tahun 2008(angkatan pertama). Dan saya lulusan dari UNY(Universitas Negeri Yogyakarta) jurusan manajemen tahun 2012. Sekarang saya sedang magang di pertamina pusat.
Di sekolah ini banyak kenangan yang tak terlupakan, mulai dari ketemu teman-teman yang baik, guru-guru yang baik, pengertian, penuh kasih sayang yang tiada henti kepada muridnya, bisa menjadi solusi untuk muridnya kalau lagi kesusahan di sekolah, karyawan yang baik dan tidak pernah lelah, serta tidak lupa pendiri sekolah ini yaitu Pak Mirdas dan Bu Draga yang baik dan menganggap kita semua sebagai anaknya sendiri. Tanpa jasa-jasa beliau, mungkin kita tidak akan bisa seperti sekarang
Sekilas info saja, tahun 2007 tepatnya saya masih kelas 2 SMA saya sempat terpilih dan menjabat sebagai presiden family council untuk periode 1 tahun. Banyak suka duka selama saya menjabat sebagai presiden family, mulai dari membuat program sekolah, class meeting, family meeting, lomba-lomba antar sekolah, dll.
Say bersyukur karena berada di sekolah yang baik, menimba ilmu, menambah wawasan pengetahuan islam, bahasa arab, dan alquran, serta dididik untuk jujur dan disiplin.
Saya berharap ke depan nya sekolah Fajar Hidayah bisa lebih baik lagi, baik dari segi akademis, infrastruktur, slalu memberikan akhlak dan budi pekerti yang baik. Dan semoga kedepan nya tambah sukses. Amin ya robbal alamin.
Wassalamualaikum wr. wb.
(Taufik Hidayat K/Fiki) Presiden Family Council tahun 2007
TESTIMONI SIT FAJAR HIDAYAH
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Nama saya Eka Nugraha
Junaedi, saya alumni SIT Fajar Hidayah angkatan tahun 2016, setelah lulus dari
SIT Fajar hidayah saya kuliah di Universitas Indonesia jurusan Manajemen
Informasi dan Dokumen. Saya sangat bersyukur karena pernah bersekolah di SIT
Fajar hidayah sejak SMP hingga lulus SMA karena di sekolah ini lembaga pendidikannya
yang sangat berkualitas, mengajarkan kreatifitas, dan dibekali ilmu agama
membuat jati diri dan keimanan saya menjadi lebih baik lagi.
Di sekolah ini banyak
sekali kenangan yang tak terlupakan, saya dipertemukan dengan guru-guru yang
luar biasa dan saya hormati karena telah memberikan bekal ilmu, sikap hidup (attitude), akhlak dan senantiasa memupuk
motivasi siswa-siswinya dengan penuh kasih sayang untuk terus menggapai
cita-citanya dan berbakti kepada orangtua. tanpa jasa-jasa beliau mungkin saya
tidak akan bisa seperti sekarang, saya juga dipertemukan teman-teman yang seru,
hebat, dan baik sehingga selain saya menuntut ilmu di sekolah, serta tidak lupa
dengan pendiri sekolah SIT Fajar Hidayah yaitu pak Mirdas dan bu Draga yang
baik dan penuh kasih sayang menganggap kita semua adalah anaknya sendiri. saya juga mengikuti organisasi yang ada di SIT
Fajar Hidayah yaitu Family Council, dengan mengikuti organisasi tersebut saya
dapat mengasah softskill dan dapat
berkreasi baik dalam kegiatan sehari-hari disekolah seperti membimbing
adik-adik kelas untuk menjadi lebih baik, mengadakan event-event di sekolah, dan lain-lain
Saya bersyukur kepada
Allah SWT karena saya dapat bersekolah di SIT Fajar hidayah karena saya telah
banyak sekali mendapatkan pembelajaran ilmu yang sangat bermanfaat untuk masa
depan dan pendidikan akhlak membuat saya menjadi lebih baik lagi, saya juga
bersyukur memiliki guru-guru yang sangat baik hati dengan penuh kasih sayang
dan memiliki teman-teman angkatan saya bahkan dari adik-adik kelas hingga
alumni-alumni SIT Fajar Hidayah. Terima kasih guru-guru SIT Fajar Hidayah yang
telah membimbing saya sehingga saya dapat menggapai cita-cita saya yaitu dapat
berkuliah di Universitas Indonesia, ini adalah hal sangat luar biasa dan saya
senang sekali dapat membanggakan orang tua saya.
Harapan saya untuk SIT
Fajar Hidayah semoga sekolah ini menjadi lebih baik, dan selalu memberikan
ilmu, motivasi, akhlak yang baik. Saya berharap sekolah tercinta ini akan tetap
menerima kehadiran kita alumni serta dapat terus menjaga hubungan kekeluargaan
yang sudah terjalin ini. Semoga kedepannya sekolah ini semakin sukses dan
memiliki lulusan-lulusan yang bermanfaat bagi bangsa, Amin ya robbal alamin.
Wassalamu’alikum wr.wb
( Eka Nugraha Junaedi )
Langganan:
Postingan (Atom)