KESISWAAN SIT FAJAR HIDAYAH - KOTA WISATA


counter

Kamis, 17 November 2016

UPACARA MENATAP MATAHARI 
 Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef
UPACARA MENATAP MATAHARI PAGI Bangun pagi-pagi menuju sekolah tercinta…. Untuk mengikuti kegiatan dan ibadah. Disanalah kami dibina dan di tempa Oleh guru yang mulia… Masuk sekolah…….. harus rapi Sapa..salam dan berbudi Tidak telat datang pagi.. Belajar karena Illahi Ambil wudhu … sholat dan mengaji…. Wahai guru kami…… betapa mulia jasamu.. Wahai pemanduku…..ajarkan aku ilmumu Maafkan sikapku…..tak dengar apa katamu Ku sayang padamu… Kami rindu perhatianmu…. Lirik diatas menjadi sebuah catatan sendiri bagi seorang pelajar untuk memulai kegiatan di sebuah lembaga pendidikan formal, segala kebutuhan telah disiapkan semenjak malam hari, mulai dari seragam esok hari yang sudah tersusun rapi buah karya seorang bibi sebagai pembantu rumah tangga, sepatu, buku, makanan kesukaan dan perlengkapan-perlengkapan lainya yang diperlukan di sekolah, semuanya sudah tersedia di tempatnya masing-masing, bahkan sesampainya di sekolah peran serta sang pembantu masih mewarnai kehidupan siswa di lingkungan sekolahnya. Mbak… pakaikan baju, kaos kaki, sepatu, ambilkan ini.. itu, dan lain sebagainya. Itulah mengapa terkadang setiap anak yang menjalani rutinitas kehidupan seperti itu mengalami satu masa kehilangan karakteristik yang sangat penting, hingga pada suatu saat akan memberikan satu pengaruh yang besar kepada lingkungan yang beraneka ragam. Perhatian orang tua yang berlebihan terkadang menjadi penyebab mengapa anak selalu bersikap demikian, sang anak tidak diberikan kesempatan untuk melayani dirinya sendiri dikarenakan khawatir terjadi ini… itu.. dan pemikiran yang sempit bahwa sang pembantu sudah di gaji untuk melayani dan mengatur keperluan sang buah hati, sedangakan tangan-tangan kehidupan sang anak yang sebenarnya ada di jari- jemari orang tua tidak dirasakan keberadaanya, orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaanya yang sering kali terdengar dan disampaikan kepada anaknya bahwa “ ini semua kami lakukan hanya untukmu nak, tolong mengerti pekerjaan papa, pahamilah apa yang mama lakukan, yang penting kamu lakukan saja sekolahmu dengan baik, ini uang buat bayar bimbel, belajar ya nak sama bibi, karena kami akan keluar kota selama tiga hari, seribu alasan yang sering dilontarkan orang tua super kepada anaknya dalam menggadaikan arti sebuah perhatian, dan peluk cium orang tua yang sangat berpengaruh kepada perkembangan karakteristik sang anak di rumah maupun di sekolah. Pada dasarnya situasi seperti ini tidaklah hanya terjadi dalam lingkungan keluarga yang kecil, tetapi dalam satu keluarga besar yang memiliki banyak sekali anak usia sekolah, bukan berarti dengan menyekolahkan anak di pendidikan yang popular atau tidak, dapat memenuhi kebutuhan fisik materi sang anak dianggap cukup tanpa memberikan asupan yang bernilai berharga berupa arti sebuah perhatian dan kasih sayang, tentu bentuknya tidak berwujud tetapi hakikatnya dapat dirasakan oleh semua orang yang berhubungan dengan anak-anak tersebut, khususnya bagi para orang tua yang terlibat dalam proses petumbuhan dan perkembangan anak-anak tersebut. Usia anak yang berlainan terkadang memberikan permasalahan dalam menangani mereka, bagi remaja tentunya tidak ingin permasalahan mereka diselesaikan secara anak-anak, begitupun anak-anak harus dilakukan penyelesaian terhadap permasalahan m,ereka dengan pendekatan personal. Remaja yang menuju ketingkat pendewasaan diadakan satu sesi kesempatan untuk menanyakan tentang apa yang dirasakanya, dan hal apa yang sudah dilakukanya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, orang tua atau orang yang di tuakan mau mendengarkan keluh kesah mereka, sampai dengan memberikan solusi kepada sang anak, bersedia kapanpun waktunya diganggu hanya untuk mendengarkan curhatan mereka, aku kemarin berkelahi…, belakangan ini, aku semakin tertarik dengan dirinya…, aku.. benci dia, aku kemarin tidak sholat shubuh, itulah beberapa ungkapan perasaan mereka yang kerap dialami, anak-anak akan merasa diperhatikan dan di sayang jikalau perasaan mereka dapat didengar dan mendapatkan penyelesaian dari para orang tua. Sekolah Islam berkualitas bukan saja menonjolkan keislaman secara konvensional, tetapi sekolah tersebut haruslah menjadikan keislaman menjadi dasar-dasar dan pijakan yang kokoh dalam menuntut ilmu, ajaran-ajaran islam tidaklah menjadi symbol- symbol yang memberikan kelonggaran dari setiap anak didik untuk melakukan tindakan di luar ajaran islam, Al-Qur’an tidaklah dijadikan hiasan belaka yang tersusun rapi tanpa pernah menyentuhnya dan membaca apalagi mempelajarinya, Al –Qur’an sebagai sumber segala sumber hukum dan pengatur kehidupan manusia memberikan inspirasi dan pelajaran yang luar biasa, diintegrasikan dan diterapkan kandungannya kedalam materi-materi pelajaran yang bersifat umum, diharapkan siswa memahami dan sangat membanggakan untuk mengenal Al-Qur’an lebih dalam lagi, sehingga setiap tutur kata dan tingkah laku siswa maupun guru mencerminkan nilai-nilai ajaran Al-Qur’an dan assunah. Itu salah satu sasaran pendidikan islam yang berkualitas Pelaksanaan sholat zuhur dan ashar serta bentuk ibadah lain yang dilakukan oleh siswa menjadi satu kegiatan rutinitas yang menunjukkan satu bentuk ketaatan dan tanggung jawab, dalam pelaksanaanya peran serta Family Council atau Osis difungsikan sebagai pengatur pelaksanaan sholat zuhur dan ashar tersebut. Dalam pelaksanaanya setelah selesai sholat siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau berkhitobah menyampaikan nasihat-nasihat dan ajakan untuk selalu berbuat baik dan menjadi siswa yang berbudi, pada praktiknya pelaksanaan sholat zuhur dan ashar berjamaah mengajarkan siswa dalam menanamkan nilai-nilai dan karakter bertanggung jawab dan kepatuhan yang membawa pengaruh positif pada saat berada di rumah bersama kedua orang tuanya, mereka akan saling mengingatkan kedua orang tuanya jika orang tuanya belum melaksanakan sholat, membaca qur’an atau ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan peribadatan, tentunya keberhasilan-keberhasilan tersebut sangat dipengaruhi juga oleh peran serta orang tua dirumah, orang tua ketika diingatkan, tidak menunjukkan kemarahan, bahkan besyukur ketika ada perubahan yang baik terhadap kebiasaan ibadah dirumah. Siswa menjalankan rutinitas kegiatan yang ada di sekolah merupakan bagian integral dari proses pembelajaran di kelas, kegiatan-kegiatan yang siswa lakukan merupakan bukti keaktifan siswa dalam pendidikan, orang tua dan guru bersatu padu medukung setiap kegiatan-kegiatan siswa agar keberadaan mereka selama delapan jam di sekolah sangat berarti dan bermanfaat, jangan sampai siswa berada di sekolah bagaikan upacara menatap matahari yang mempengaruhi perkembangan mental dan karakter , sia-sia apa yang dilakukan siswa, dengan demikuan, setiap pemahaman tentang system pembelajaran yang ada di sekolah perlu dipahami setiap orang tua peserta didik demi mencapai cita-cita yang mulia, memberikan yang terbaik bagi kedua orang tuanya…amin Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Today Deal $50 Off : https://goo.gl/efW8Ef

Tidak ada komentar:

Posting Komentar